Rabu, 13 Mei 2015

Evakuasi warga Indonesia di Yaman

Pemerintah telah mengirim tim untuk mengevakuasi Warga Negara Indonesia (WNI) di Yaman. Evakuasi dilakukan menyusul konflik internal Yaman antara kelompok Al Houthi yang menggulingkan kekuasaan pemerintah yang sah di Ibu Kota Sana'a. Akibat kondisi tersebut, presiden Yaman Abduh Rabbuh Mansur Al Hadi mengalihkan pemerintahan ke kota Aden di Yaman Selatan.

Situasi dan kondisi keamanan di Yaman semakin mengkhawatirkan dan mengancam keselamatan WNI. Sebab, koalisi negara-negara Arab pimpinan Arab Saudi melakukan serangan udara terhadap basis-basis kelompok Al Houthi pada sepekan terakhir.

Ketua Tim Satuan Tugas Percepatan Evakuasi Komisaris Besar Polisi Krishna Murti mengatakan pemberangkatan tim dibagi menjadi dua yakni wilayah Salalah-Oman, dan Sana'a-Yaman.

Wilayah Salalah dipimpin Yusron dari Kementerian Luar Negeri. Sedangkan tim Sana'a dipandu Susapto berjumlah 12 orang dengan perincian 2 dari Angkatan Udara, 4 dari polri, 6 dari personil kementerian luar negeri.

"Tim Salalah berangkat pada 2 April kemarin. Mereka menuju border dengan tujuan daerah Tarim," ujar Krishna melalui pesan singkat, Jumat, 3 April 2015.

Untuk pemberangkatan menuju Sana'a dibagi 2 kelompok lagi dengan menggunakan pesawat yang berbeda. Kelompok pertama sebanyak 6 orang dipimpin Susapto yang berangkat pada 2 April 2015. Adapun kelompok kedua dipimpin Krishna terbang ke Yaman dari Bandar Udara Soekarno Hatta pada pukul 00.20 WIB, 3 April 2015.

Pemerintah Indonesia di Yaman telah mengevakuasi 148 orang WNI. Namun, masih ada sekitar 2.686 WNI tersebar di pesantren-pesantren yang ada di negara tersebut. Tim percepatan evakuasi akan bertugas minimal 14 hari dan disesuaikan dengan situasi di Yaman.

Pemerintah Indonesia berhasil mengevakuasi 112 warga negara Indonesia (WNI) di Aden, Yaman.
Selain warga Indonesia, tim evakuasi juga mengangkut puluhan warga negara Malaysia serta beberapa warga negara Vietnam dari kota paling konflik di bagian selatan Yaman itu.
Direktur Perlindungan WNI, Lalu Muhammad Iqbal menjelaskan para pengungsi itu diangkut menggunakan kapal nelayan yang berada di dekat pelabuhan Aden.
"Mereka baru saja dijemput sekitar pukul 07.34 waktu setempat. Total ada 112 WNI, 82 diantaranya pelajar. Selain itu ikut diangkut 67 warga Malaysia dan 3 warga Thailand," kata Iqbal di Jakarta, Senin (13/4/2015).
Evakuasi yang baru saja dilakukan itu berjalan lancar. Iqbal menerangkan bahwa di daerah akses keluar Yaman, perang seringkali pecah. Terlebih ketika konflik berkembang seperti saat ini, selalu ada kontak senjata di daerah potensial, seperti Aden.
Keadaan tersebut yang mempersulit proses evakuasi WNI ke tempat aman. Namun setelah tim evakuasi meminta bantuan dari tim Palang Merah Internasional (ICRC), proses bisa berjalan lancar.
Tim ICRC meminta pihak bertikai untuk memberikan jalan bagi para WNI menuju pelabuhan. Selama ini 112 warga Indonesia kesusahan mencapai dermaga karena selalu ada kontak senjata di tengah jalan.
"Kebetulan di daerah menuju pelabuhan, selalu ada hujan atau kontak senjata. Kita pindahkan mereka kemarin setelah ICRC memberikan humanitarian coridor," kata Iqbal.
Saat ini, tim evakuasi belum menemukan adanya WNI yang masih bermukim di Aden. Meski demikian, masih ada staff daari Kemenlu yang memilih untuk tetap berada di daerah tersebut. "Sebagai tindakan jaga-jaga kalau ada WNI yang masih ada di sana," imbuh Iqbal

sumber:http://www.tempo.co/read/news/2015/04/03/078655112/Evakuasi-Warga-Indonesia-Pemerintah-Kirim-Tim-ke-Yaman
http://www.tribunnews.com/internasional/2015/04/13/indonesia-ikut-evakuasi-warga-malaysia-di-yaman

Tidak ada komentar:

Posting Komentar